PAPER
SOSIOLOGI
MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
Di
Susun Oleh : Yohanes Benedicktus (32)
:
Martua Sihite (23)
:
Nathanael Ivan (25)
:
Philipus Karunia (27)
Yayasan
Mardi Waluya
SMA
Mardi Waluya Cibinong
Jl.
Mayor Oking 15, Cibinong, Bogor
Bab
I
Pengertian
Masyarakat Multikulutral
Masyarakat
multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur
kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memiliki
struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.
Berikut
ini adalah pendapat para ahli :
# J.S. Furnivall menyatakan bahwa masyarakat majemuk
adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup
sendiri- sendiri, tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan
politik.
#Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem2 yang lebih kurang berdiri dan masing2 subsistem terikat oleh ikatan2 primordial.
# J.Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki subkebudayaan2 yg bersifat deverse yang di tandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan2 sosial, serta sering munculnya konflik2 sosial.
#Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem2 yang lebih kurang berdiri dan masing2 subsistem terikat oleh ikatan2 primordial.
# J.Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki subkebudayaan2 yg bersifat deverse yang di tandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan2 sosial, serta sering munculnya konflik2 sosial.
Ciri-ciri masyarakat
multikultural :
a) mempunyai struktur budaya lebih dari satu
b) nilai-nilai dasar yang merupakan kesepakatan bersama sulit berkembang.
c) sering terjadi konflik sosial yang berbau SARA.
d) struktur sosialnya lebih bersifat nonkomplementer.
e) proses integrasi yg terjadi berlangsung secara lambat.
f) sering terjadi dominasi ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Faktor2 penyebab timbulnya Masyarakat Multikultural :
- Keadaan geografis.
- Pengaruh kebudayaan asing.
- Kondisi iklim yang berbeda.
a) mempunyai struktur budaya lebih dari satu
b) nilai-nilai dasar yang merupakan kesepakatan bersama sulit berkembang.
c) sering terjadi konflik sosial yang berbau SARA.
d) struktur sosialnya lebih bersifat nonkomplementer.
e) proses integrasi yg terjadi berlangsung secara lambat.
f) sering terjadi dominasi ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Faktor2 penyebab timbulnya Masyarakat Multikultural :
- Keadaan geografis.
- Pengaruh kebudayaan asing.
- Kondisi iklim yang berbeda.
BAB
II
Pembahasan
Dalam
paper kami ini akan membahas tentang salah satu suku bangsa yang ada di
Indonesia. Yaitu, Suku Arfak. Suku Arfak adalah salah satu suku bangsa di
indonesia yang tepatnya berada di Papua. Seperti hal nya suku asmat , suku Arfak
adalah salah satu suku asli dari Papua yang memiliki berbagai macam budaya.
Selain memiliki budaya yang beragam suku serui juga tinggal di tempat yang
memiliki letak geografis yang unik , seperti yang kita tau Papua memiliki
keadaan geografis yang bagus dan indah.
Indonesia memang negeri yang beraneka ragam.
Selaras dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, masyarakat Indonesia memang penuh
kebhinekaan dan keanekaragaman. Beragam suku dengan kebudayaan dan tradisinya
masing-masing menghiasi bumi pertiwi ini. salah satunya adalah suku Arfak.
Suku Arfak adalah komunitas asli terbesar di
kabupaten Manokwari, Papua Barat. Suku Arfak sendiri terdiri dari beberapa sub
suku yakni suku Hatam, Moilei, Meihag, Sohug. Masing-masing sub suku tersebut
memiliki kepala suku dan bahasa daerah yang berbeda. Kebhinekaan jelas
tercermin dari suku Arfak ini.
Perkampungan suku Arfak terletak di sekitar
Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Luasnya mencapai 68.325 Ha. Kawasan
perkampungan ini juga dihuni 333 jenis burung yang 4 diantaranya adalah endemik
Pegunungan Arfak. Selain itu 110 jenis mamalia dan beraneka ragam Kupu-Kupu
sayap burung tinggal dikawasan ini.
Selain keragaman bahasa, suku Arfak juga
memiliki kebudayaan menarik yakni Mod Aki Aksa atau Rumah Kaki Seribu tempat
tinggal suku Arfak. Suku Arfak secara tradisional tinggal di rumah tertutup
yang hanya memiliki dua pintu yakni di depan dan di belakang. Uniknya, rumah
ini dibuat tanpa jendela seperti rumah pada umumnya.
Selain itu, bentuknya pun unik karena dibangun
dengan konstruksi rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu dan rumput
ilalang sebagai atapnya. Banyak orang yang menyebut rumah tradisional yang
memiliki nama asli Mod Aki Aksa / Igkojei ini sebagai Rumah Kaki Seribu. Hal
tersebut dikarenakan banyaknya tiang penyangga pada rumah ini sehingga
diumpamakan sebagai kaki seribu.
Suku Arfak juga terkenal dengan Tari Magasa yang
dikenal oleh orang awam sebagai Tari Ular. Disebut sebagai Tari Ular karena
formasi taruan yang menyerupai liukan ular yang mengikuti irama lagu yang
dinyanyikan. Tarian ini biasanya digelar pada acara ulang tahun, perkawinan,
panen raya, penyambutan tamu dan acara penting lainnya.
Tarian ini biasanya dilakukan secara berkelompok
oleh semua lapisan masyarakat baik tua maupun muda. Namun idealnya tarian ini
dilakukan berpasangan antara pria dan wanita, bergandengan tangan, saling
himpit, melompat dan menghentakan kaki ke tanah. Biasanya tarian ini
menceritakan tentang romantisme, kepahlawanan hingga keindahan alam.
Seakan dianugrahi oleh Sang Pencipta, Suku Arfak
juga dikelilingi panorama alam yang indah dan mempesona. Tak heran Suku Arfak
memang seakan diberkahi oleh Sang Maha Kuasa. Dimana didalamnya bersemayam
keanekaragaman dan kerukunan yang bersatu dalam harmoni di bumi Indonesia.
Dalam Kebudayaan Papua
Buah Merah merupakan sebuah Simbol tumbuhan yang sangat dikenal baik oleh
hampir semua seuku-suku yang ada di Tanah Papua, salah satunya adalah Orang
Arfak atau suku Arfak yang tinggal di bagian Wilayah Manokwari. Orang Arfak
sangat dikenal sejak dulu sebagai perantara dalam ekspansi belanda dan portugis
dalam bekomunikasi dengan dengan suku-suku lain di tanah Papua. Berdasarkan
sejarah di masa lalu orang Arfak dikenal sangat lihai dalam berburu dan
mengenal berbagai macam tumbuhan untuk magis dan pengobatan tradisional maka
dari itu sangat sulit dijumpai karena wilayah geografis daerah pengunungan dan
aliran sungai sebagai karateristik yang sulit untuk di pelajari oleh Belanda
dan Portugis pada masa itu. Berikut ini salah satu tarian buah merah yang
dimainkan oleh para pemuda Arfak dengan kemampuan koreografi yang unik dan
sangat natural serta memiliki nuansa tradsional yang kuat dan kental. Dengan
pementasan ini kiranya menggugah kita untuk lebih yakin lagi bahwa memang Papua
punya eksotika tersendiri yang tak kalah dengan kebudayaan-kebudayaan lain
didunia saat ini.
Kehidupan sosial masyarakat
suku Arfak seperi kebanyakan suku – suku di papua. Mereka sangat menghormati
pemimpin mereka yaitu, Kepala Suku. Bagi mereka kepala suku adalah yang paling
di hormati karena mereka percaya Kepala Suku adalah utusan para dewa. Selain
itu rasa solidaritas antar individu sangatlah kuat , apabila salah satu dari
anggota suku mengalami kesulitan maka mereka akan dengan senang hati akan
membantunya.
Kehidupan Suku disana
sangatlah bergantung kepada situasi alam yang terjadi, apabila alam sedang
tidak bersahabat mereka akan melakukan doa – doa dan persembahan kepada alam
agar alam kembali bersahabat dengan mereka. Karena berada di pedalaman
mayoritas pemeluk agama masih mempercayai roh – roh nenek moyang dan kekuatan
suatu benda, namun ada juga yang sudah memeluk agama dan mayoritas agama di
sana adalah Kristen dan Khatolik.
Walaupun berbeda – beda
kepercayaan namun itu tidak menimbulkan keributan yang mengakibatkan kerugian
yang cukup besar, konflik yang terjadi hanya perbedaan pendapat yang berujung
ke cekcok mulut namun masalaha tersebut pasti akan cepat terselesaikan karena
Kepala Suku yang mereka hormati selalu dapat mendamaikan mereka. Selain itu
kelompok yang muda sangatlah menghargai kelompok yang tua karena mereka belajar
nilai – nilai kehidupan dari mereka yang sudah berpengalaman dalam kehidupan
ini.
Kebudayaan yang
beraneka ragam memang di miliki banyak suku di Papua , selain itu keadaan
geografis yang mendukung terciptanya keragaman kebudayaan sehingga di sebut
masyarakat multikultural .
BAB
III
LAMPIRAN
Kami pun sudah
melakukan wawancara terhadap narasumber :
1. Nama
Bapak siapa?
-
Yan Errens Wonggor
2. Bapak
berasal dari suku mana ?
-
Suku Arfak
3. Tepatnya
itu dari daerah mana ?
-
Manokwari, Papua Barat
4. Disana
terdapat budaya apa saja?
-
Budaya tarian, ritual, dan konstruksi
rumah.
5. Mayoritas
masyarakat memeluk agama apa?
-
Khatolik dan kristen
6. Apakah
di daerah Bapak ada suku pendatang ?
-
Pendatang pasti ada dari Pulau Maluku,
namun juga tinggan dalam ruang lingkup suku saya tidak ada
7. Apakah
peran kepala suku / tokoh adat sangatlah penting?
-
Sangat karena biasanya merekalah yang
menjadi penengah jika ada masalah atau konflik yang terjadi antara sesama
anggota suku.
8. Apakah
ada peraturan atau paham yang ditaati?
-
Ada, paham yang di taati adalah saling
menghormati. Mereka sangat menghormati Kepala Suku dan Orang Yang Lebih Tua
karena mereka yang akan mengajarkan nilai kehidupan
9. Jika
terjadi masalah jalan apa yang sering diambil oleh warga sekitar?
-
Biasanya dengan jalan musyawarah, dengan
di pimpi oleh Kepala Suku suapaya tidak terjadi keributan. Dan biasanya setelah
di adakan musywarah masalah yang ada pasti akan segera reda.
10. Apakah
Bapak pernah memainkan tarian budaya suku bapak?
-
Pernah, saat saya masih belom pergi
merantau ke sini.
BAB IV
PENUTUP
Sekian paper dari kami memang tidak
sesempurna yang di harapkan. Karena kami hanya sisawa yang berusaha mendapatkan
nilai. Semoga paper ini dapat memenuhi tugas sosiologi yang telah di berikan
kepada kelompok kami. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca nya agar
dapat menambah pengetahuan tentang suku suku di indonesia yang beraneka ragam
budaya dan kesenian.
Sekian,
Pembuat