Minggu, 08 April 2012

Makalah Sosio


PAPER SOSIOLOGI
MASYARAKAT MULTIKULTURAL

MWE.jpg

                Di Susun Oleh : Yohanes Benedicktus (32)
                                        : Martua Sihite (23)
                                        : Nathanael Ivan (25)
                                        : Philipus Karunia (27)

Yayasan Mardi Waluya
SMA Mardi Waluya Cibinong
Jl. Mayor Oking 15, Cibinong, Bogor



Bab I

Pengertian Masyarakat Multikulutral
Masyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memiliki struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya.
Berikut ini adalah pendapat para ahli :
# J.S. Furnivall menyatakan bahwa masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri- sendiri, tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.

#Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem2 yang lebih kurang berdiri dan masing2 subsistem terikat oleh ikatan2 primordial.

# J.Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki subkebudayaan2 yg bersifat deverse yang di tandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan2 sosial, serta sering munculnya konflik2 sosial.
Ciri-ciri masyarakat multikultural :

a) mempunyai struktur budaya lebih dari satu
b) nilai-nilai dasar yang merupakan kesepakatan bersama sulit berkembang.
c) sering terjadi konflik sosial yang berbau SARA.
d) struktur sosialnya lebih bersifat nonkomplementer.
e) proses integrasi yg terjadi berlangsung secara lambat.
f) sering terjadi dominasi ekonomi, politik, dan sosial budaya.

Faktor2 penyebab timbulnya Masyarakat Multikultural :

- Keadaan geografis.
- Pengaruh kebudayaan asing.
- Kondisi iklim yang berbeda.                     




BAB II
Pembahasan

Dalam paper kami ini akan membahas tentang salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Yaitu, Suku Arfak. Suku Arfak adalah salah satu suku bangsa di indonesia yang tepatnya berada di Papua. Seperti hal nya suku asmat , suku Arfak adalah salah satu suku asli dari Papua yang memiliki berbagai macam budaya. Selain memiliki budaya yang beragam suku serui juga tinggal di tempat yang memiliki letak geografis yang unik , seperti yang kita tau Papua memiliki keadaan geografis yang bagus dan indah.
Indonesia memang negeri yang beraneka ragam. Selaras dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, masyarakat Indonesia memang penuh kebhinekaan dan keanekaragaman. Beragam suku dengan kebudayaan dan tradisinya masing-masing menghiasi bumi pertiwi ini. salah satunya adalah suku Arfak.
Suku Arfak adalah komunitas asli terbesar di kabupaten Manokwari, Papua Barat. Suku Arfak sendiri terdiri dari beberapa sub suku yakni suku Hatam, Moilei, Meihag, Sohug. Masing-masing sub suku tersebut memiliki kepala suku dan bahasa daerah yang berbeda. Kebhinekaan jelas tercermin dari suku Arfak ini.
Perkampungan suku Arfak terletak di sekitar Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Luasnya mencapai 68.325 Ha. Kawasan perkampungan ini juga dihuni 333 jenis burung yang 4 diantaranya adalah endemik Pegunungan Arfak. Selain itu 110 jenis mamalia dan beraneka ragam Kupu-Kupu sayap burung tinggal dikawasan ini.
Selain keragaman bahasa, suku Arfak juga memiliki kebudayaan menarik yakni Mod Aki Aksa atau Rumah Kaki Seribu tempat tinggal suku Arfak. Suku Arfak secara tradisional tinggal di rumah tertutup yang hanya memiliki dua pintu yakni di depan dan di belakang. Uniknya, rumah ini dibuat tanpa jendela seperti rumah pada umumnya.
Selain itu, bentuknya pun unik karena dibangun dengan konstruksi rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu dan rumput ilalang sebagai atapnya. Banyak orang yang menyebut rumah tradisional yang memiliki nama asli Mod Aki Aksa / Igkojei ini sebagai Rumah Kaki Seribu. Hal tersebut dikarenakan banyaknya tiang penyangga pada rumah ini sehingga diumpamakan sebagai kaki seribu.
Suku Arfak juga terkenal dengan Tari Magasa yang dikenal oleh orang awam sebagai Tari Ular. Disebut sebagai Tari Ular karena formasi taruan yang menyerupai liukan ular yang mengikuti irama lagu yang dinyanyikan. Tarian ini biasanya digelar pada acara ulang tahun, perkawinan, panen raya, penyambutan tamu dan acara penting lainnya.
Tarian ini biasanya dilakukan secara berkelompok oleh semua lapisan masyarakat baik tua maupun muda. Namun idealnya tarian ini dilakukan berpasangan antara pria dan wanita, bergandengan tangan, saling himpit, melompat dan menghentakan kaki ke tanah. Biasanya tarian ini menceritakan tentang romantisme, kepahlawanan hingga keindahan alam.
Seakan dianugrahi oleh Sang Pencipta, Suku Arfak juga dikelilingi panorama alam yang indah dan mempesona. Tak heran Suku Arfak memang seakan diberkahi oleh Sang Maha Kuasa. Dimana didalamnya bersemayam keanekaragaman dan kerukunan yang bersatu dalam harmoni di bumi Indonesia.
Dalam Kebudayaan Papua Buah Merah merupakan sebuah Simbol tumbuhan yang sangat dikenal baik oleh hampir semua seuku-suku yang ada di Tanah Papua, salah satunya adalah Orang Arfak atau suku Arfak yang tinggal di bagian Wilayah Manokwari. Orang Arfak sangat dikenal sejak dulu sebagai perantara dalam ekspansi belanda dan portugis dalam bekomunikasi dengan dengan suku-suku lain di tanah Papua. Berdasarkan sejarah di masa lalu orang Arfak dikenal sangat lihai dalam berburu dan mengenal berbagai macam tumbuhan untuk magis dan pengobatan tradisional maka dari itu sangat sulit dijumpai karena wilayah geografis daerah pengunungan dan aliran sungai sebagai karateristik yang sulit untuk di pelajari oleh Belanda dan Portugis pada masa itu. Berikut ini salah satu tarian buah merah yang dimainkan oleh para pemuda Arfak dengan kemampuan koreografi yang unik dan sangat natural serta memiliki nuansa tradsional yang kuat dan kental. Dengan pementasan ini kiranya menggugah kita untuk lebih yakin lagi bahwa memang Papua punya eksotika tersendiri yang tak kalah dengan kebudayaan-kebudayaan lain didunia saat ini. papua.jpeg
sukuarfak.jpg

Kehidupan sosial masyarakat suku Arfak seperi kebanyakan suku – suku di papua. Mereka sangat menghormati pemimpin mereka yaitu, Kepala Suku. Bagi mereka kepala suku adalah yang paling di hormati karena mereka percaya Kepala Suku adalah utusan para dewa. Selain itu rasa solidaritas antar individu sangatlah kuat , apabila salah satu dari anggota suku mengalami kesulitan maka mereka akan dengan senang hati akan membantunya.
Kehidupan Suku disana sangatlah bergantung kepada situasi alam yang terjadi, apabila alam sedang tidak bersahabat mereka akan melakukan doa – doa dan persembahan kepada alam agar alam kembali bersahabat dengan mereka. Karena berada di pedalaman mayoritas pemeluk agama masih mempercayai roh – roh nenek moyang dan kekuatan suatu benda, namun ada juga yang sudah memeluk agama dan mayoritas agama di sana adalah Kristen dan Khatolik.
Walaupun berbeda – beda kepercayaan namun itu tidak menimbulkan keributan yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar, konflik yang terjadi hanya perbedaan pendapat yang berujung ke cekcok mulut namun masalaha tersebut pasti akan cepat terselesaikan karena Kepala Suku yang mereka hormati selalu dapat mendamaikan mereka. Selain itu kelompok yang muda sangatlah menghargai kelompok yang tua karena mereka belajar nilai – nilai kehidupan dari mereka yang sudah berpengalaman dalam kehidupan ini.
Kebudayaan yang beraneka ragam memang di miliki banyak suku di Papua , selain itu keadaan geografis yang mendukung terciptanya keragaman kebudayaan sehingga di sebut masyarakat multikultural .













BAB III
LAMPIRAN

Kami pun sudah melakukan wawancara terhadap narasumber :
1.      Nama Bapak siapa?
-          Yan Errens Wonggor
2.      Bapak berasal dari suku mana ?
-          Suku Arfak
3.      Tepatnya itu dari daerah mana ?
-          Manokwari, Papua Barat
4.      Disana terdapat budaya apa saja?
-          Budaya tarian, ritual, dan konstruksi rumah.
5.      Mayoritas masyarakat memeluk agama apa?
-          Khatolik dan kristen
6.      Apakah di daerah Bapak ada suku pendatang ?
-          Pendatang pasti ada dari Pulau Maluku, namun juga tinggan dalam ruang lingkup suku saya tidak ada
7.      Apakah peran kepala suku / tokoh adat sangatlah penting?
-          Sangat karena biasanya merekalah yang menjadi penengah jika ada masalah atau konflik yang terjadi antara sesama anggota suku.
8.      Apakah ada peraturan atau paham yang ditaati?
-          Ada, paham yang di taati adalah saling menghormati. Mereka sangat menghormati Kepala Suku dan Orang Yang Lebih Tua karena mereka yang akan mengajarkan nilai kehidupan
9.      Jika terjadi masalah jalan apa yang sering diambil oleh warga sekitar?
-          Biasanya dengan jalan musyawarah, dengan di pimpi oleh Kepala Suku suapaya tidak terjadi keributan. Dan biasanya setelah di adakan musywarah masalah yang ada pasti akan segera reda.
10.  Apakah Bapak pernah memainkan tarian budaya suku bapak?
-          Pernah, saat saya masih belom pergi merantau ke sini.










BAB IV

PENUTUP


Sekian paper dari kami memang tidak sesempurna yang di harapkan. Karena kami hanya sisawa yang berusaha mendapatkan nilai. Semoga paper ini dapat memenuhi tugas sosiologi yang telah di berikan kepada kelompok kami. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca nya agar dapat menambah pengetahuan tentang suku suku di indonesia yang beraneka ragam budaya dan kesenian.



                                                                                                               Sekian,
                                                  
                                                                                                               Pembuat